Real Madrid vs Man City

BOLAHIT – Real Madrid harus menerima kenyataan pahit setelah kalah 1-2 dari Manchester City dalam laga penuh tensi di Etihad Stadium. Kekalahan ini terasa lebih menyakitkan karena secara statistik, Los Blancos sebenarnya tampil lebih baik. Mereka unggul dalam penguasaan bola, jumlah peluang, hingga akurasi serangan. Namun sepak bola tidak hanya soal dominasi efektivitas Manchester City menjadi pembeda yang menentukan hasil akhir.

Pertandingan ini sekaligus menunjukkan bagaimana Man City mampu memaksimalkan sedikit peluang yang mereka dapat, sementara Madrid gagal mengonversi dominasi menjadi gol.

Real Madrid Unggul di Statistik, Tapi Tidak Dalam Efektivitas

Real Madrid memasuki pertandingan dengan determinasi tinggi. Mereka bermain agresif sejak menit pertama dan memaksa Manchester City bertahan lebih dalam.

Statistik mencatat Madrid unggul dalam banyak aspek:

  1. Penguasaan bola: 58% vs 42%

  2. Tembakan: 16 vs 9

  3. Tembakan tepat sasaran: 7 vs 3

  4. Umpan sukses: 90% vs 84%

  5. Peluang besar: 4 vs 2

Namun, City tampil lebih klinis. Dua peluang emas berhasil dikonversi menjadi gol, sedangkan Real kesulitan memecahkan kebuntuan.

Inilah yang membuat pertandingan tersebut terasa ironis bagi Real Madrid mereka menang di atas kertas, tetapi kalah di lapangan.

City Manfaatkan Kelengahan Real Madrid

Gol pertama Manchester City berasal dari skema build-up cepat yang memanfaatkan ruang kosong di sisi kiri pertahanan Real. Phil Foden berhasil memecah konsentrasi bek Madrid sebelum memberikan umpan pendek kepada Erling Haaland, yang mencetak gol dengan sentuhan klinis khasnya.

Gol kedua lahir pada babak kedua melalui skema serangan balik. Bernardo Silva menemukan celah di belakang Toni Kroos dan mengirimkan bola kepada Julian Álvarez, yang tanpa ragu menembak keras ke tiang jauh.

Dua gol tersebut menunjukkan kelemahan Real ketika menghadapi serangan balik cepat—sesuatu yang berhasil dieksploitasi Pep Guardiola dengan sangat efektif.

Madrid Berjuang Sampai Akhir

Meski tertinggal 0-2, Madrid tidak menyerah. Mereka terus menekan dan akhirnya mencetak gol lewat Rodrygo pada menit ke-78 lewat tembakan rebound setelah percobaan Bellingham ditepis kiper.

Gol tersebut membuat sisa pertandingan berlangsung sangat tegang. Madrid mengurung City di area pertahanan, tetapi Ederson tampil gemilang dengan setidaknya 5 penyelamatan penting yang menggagalkan upaya Vinícius Jr dan Tchouaméni.

Salah satu momen paling menentukan adalah ketika Ederson menepis sundulan Bellingham di menit akhir, menyelamatkan City dari kebobolan penyeimbang.

Baca Artikel Terkait : Liverpool Tampil Perkasa di Turin, Arne Slot Puji Mental Baja Para Pemain

Kritik Untuk Penyelesaian Akhir Real Madrid

Setelah pertandingan, banyak analis menyoroti masalah yang sudah beberapa kali muncul di kubu Real Madrid: kurangnya ketajaman penyelesaian akhir.

Vinícius Jr dan Rodrygo, meski aktif menciptakan peluang, gagal menyelesaikan momen penting.
Bellingham pun beberapa kali terlalu lambat melepaskan tembakan.

Carlo Ancelotti mengakui hal tersebut:

“Kami bermain lebih baik, tetapi kurang kejam. Di level ini, kesalahan kecil bisa mengubah segalanya.”

Selain itu, para pemain bertahan Real juga dikritik karena terlalu mudah terpancing maju, memberi ruang bagi Haaland dan Álvarez.

Guardiola Puji Mentalitas City

Pelatih Manchester City, Pep Guardiola, memberikan pujian kepada timnya yang mampu bertahan meski terus ditekan sepanjang pertandingan.

“Real tim yang luar biasa. Hari ini kami bertahan dengan hati dan menyerang dengan efisien. Kadang, memenangkan pertandingan adalah tentang momen, bukan statistik,” ujar Guardiola.

Kemenangan ini membuat City berada dalam posisi lebih nyaman dalam perebutan tiket ke babak berikutnya.

Baca Juga : Liverpool Tampil Perkasa di Turin, Arne Slot Puji Mental Baja Para Pemain