BOLAHIT – PSG dikenal sebagai salah satu klub kaya dan ambisius di Eropa yang sangat ingin menjuarai Liga Champions. Dengan investasi besar dan kualitas pemain top seperti Mbappé, ekspektasi sangat tinggi. Namun selama bertahun-tahun mereka gagal mewujudkan gelar tersebut — hingga akhirnya di musim 2024-25 merekalah yang juara
Sementara itu, Mbappé sendiri sudah meninggalkan PSG dan bergabung ke Real Madrid sebelum gelar itu diraih. Saat itu banyak pihak menyalahkan dirinya sebagai “bagian dari kegagalan” PSG.
Pernyataan Mbappé
Mbappé secara terbuka menyatakan bahwa ia tidak merasakan dirinya harus memikul kesalahan atas kegagalan PSG di Liga Champions. Dalam wawancara, ia mengatakan bahwa ia “senang” melihat mantan klubnya akhirnya meraih gelar dan bahwa perjalanan karirnya dengan PSG sudah mencapai titik akhirnya.
“They deserved it, they’ve been through so many problems, I’ve been through that too… Did I leave too soon? No my story was over, it had to end. There was no bitterness.” Mbappé
Analisa Mengapa Mbappé Tidak Merasa Bersalah
- 
- 
Tim adalah kolektif, bukan hanya satu pemain. Meskipun Mbappé adalah pemain bintang, kegagalan terjadi karena banyak faktor: taktik, chemistry tim, performa mental, dan manajemen klub. 
- 
Keputusan pindah tepat waktu. Mbappé memilih untuk meninggalkan PSG sebelum gelar diraih, dan ia merasa saat itu ‘cerita’nya di klub sudah selesai. Ia menegaskan bahwa ia tidak menyesal atau merasa gagal ketika klub tersebut akhirnya meraih gelar setelah kepergiannya. 
- 
Penghargaan terhadap mantan klub. Ia menyebut PSG “the best team in Europe” setelah melihat bagaimana mereka akhirnya menang besar di final. 
- 
Keluar dari sorotan sebagai target kegagalan. Dengan keluar dari klub dan melihat mantan timnya sukses, Mbappé menegaskan bahwa ia bisa fokus pada tantangan selanjutnya tanpa beban historis dari klub lamanya. 
 
- 

Apakah Sikap Ini Tepat?
- 
Beberapa mengkritik bahwa pemain sekelas Mbappé seharusnya menanggung beban lebih besar sebagai bintang klub besar terutama saat gagal di kompetisi puncak seperti Liga Champions. 
- Namun, banyak juga yang menghargai keberanian Mbappé untuk mengakui tanggung jawab kolektif dan fokus ke masa depan, daripada terjebak di masa lalu.
Dampak Untuk PSG
PSG akhirnya meraih gelar Liga Champions di musim 2024-25, dengan dominasi dan kemenangan besar di final 5-0 atas Inter Milan.
Keberhasilan ini mengubah narasi bagi klub dari penguasa domestik yang selalu gagal di Eropa, menjadi juara sejati. Mbappé menyaksikan dari luar, dan posisi dirinya semakin jelas: bukan sebagai “orang yang gagal” bagi PSG, tetapi sebagai pemain yang mengambil keputusan pribadi.
Kylian Mbappé tidak merasa bersalah atas kegagalan PSG di Liga Champions karena ia menilai bahwa kegagalan tersebut adalah hasil dari banyak faktor kolektif, bukan hanya dirinya.
