BOLAHIT – Nama Kylian Mbappé kerap disebut-sebut sebagai salah satu pemain terbaik generasi saat ini. Kecepatan luar biasa, insting gol tajam, serta deretan prestasi di usia muda membuatnya sering dibandingkan dengan legenda-legenda sepak bola Prancis. Namun, ketika perbandingan mulai mengarah pada sosok Zinedine Zidane, banyak pihak menilai bahwa Mbappé belum bisa disejajarkan dengan ikon sepak bola tersebut.
Perbandingan ini bukan untuk merendahkan Mbappé, melainkan untuk menempatkan pencapaiannya dalam konteks yang lebih adil dan realistis.
Perbedaan Generasi dan Peran di Lapangan
Salah satu alasan utama mengapa Mbappé dan Zidane sulit dibandingkan adalah perbedaan peran. Zinedine Zidane dikenal sebagai gelandang serang yang mengendalikan tempo permainan, menjadi otak tim, dan menentukan arah pertandingan lewat visi, sentuhan, serta kecerdasan taktiknya.
Sebaliknya, Kylian Mbappe adalah penyerang modern yang mengandalkan kecepatan, eksplosivitas, dan penyelesaian akhir. Ia menjadi pemecah kebuntuan dan ancaman konstan bagi pertahanan lawan, tetapi tidak selalu berperan sebagai pengatur permainan utama.
Dengan kata lain, keduanya unggul di wilayah yang berbeda, sehingga membandingkan dampak permainan mereka secara langsung sering kali tidak seimbang.
Zinedine Zidane dan Pengaruh Besar di Laga Penentuan
Zinedine Zidane dikenal sebagai pemain yang bersinar di momen paling krusial. Final Piala Dunia 1998, Euro 2000, hingga Liga Champions bersama Real Madrid menjadi panggung di mana Zinedine Zidane menunjukkan kelas sejatinya. Ia tidak hanya tampil bagus, tetapi menentukan sejarah.
Kylian Mbappe memang telah memiliki momen besar, termasuk final Piala Dunia dan berbagai laga penting di level klub. Namun, konsistensi pengaruh Zidane di pertandingan-pertandingan penentuan selama bertahun-tahun masih menjadi standar yang sangat tinggi.
Zidane tidak hanya memenangkan pertandingan, tetapi juga mengendalikan emosi tim dan ritme laga—sebuah kualitas langka yang tidak mudah diukur dengan statistik.
Prestasi Individu vs Warisan Legenda
Mbappé unggul dalam hal statistik modern: gol, assist, kecepatan, dan efisiensi. Ia juga telah memenangkan banyak trofi di usia yang relatif muda. Namun, Zinedine Zidane meninggalkan warisan yang jauh melampaui angka.
Zidane dikenang sebagai simbol keanggunan, kepemimpinan, dan kecerdasan sepak bola. Ia bukan hanya legenda karena gelarnya, tetapi karena cara ia bermain dan memengaruhi generasi setelahnya—baik sebagai pemain maupun pelatih.
Untuk mencapai level tersebut, Kylian Mbappe masih membutuhkan waktu, konsistensi panjang, dan keberhasilan di berbagai fase kariernya.
Tekanan Ekspektasi Pada Kylian Mbappe
Perbandingan dengan Zidane juga membawa beban besar bagi Kylian Mbappe. Ekspektasi publik sering kali tidak adil, seolah-olah Mbappé harus langsung menyamai legenda yang kariernya dibangun selama lebih dari satu dekade di level tertinggi.
Padahal, Kylian Mbappe masih berada dalam fase puncak awal kariernya. Ia masih memiliki banyak waktu untuk berkembang, memperkaya aspek permainannya, dan membangun identitasnya sendiri—tanpa harus menjadi “Zidane baru”.
Kylian Mbappe Perlu Menjadi Dirinya Sendiri
Alih-alih terus dibandingkan, Kylian Mbappe justru akan lebih diuntungkan jika dinilai sebagai ikon generasinya sendiri. Sepak bola telah berubah, begitu pula tuntutan terhadap pemain. Kylian Mbappe adalah representasi era modern: cepat, efektif, dan mematikan di ruang terbuka.
Zidane adalah maestro klasik dengan sentuhan seni dan kontrol total atas permainan. Keduanya hebat dengan caranya masing-masing, namun berada di dimensi yang berbeda.
Kesimpulan
Kylian Mbappé adalah pemain luar biasa dan salah satu bintang terbesar sepak bola saat ini. Namun, membandingkannya langsung dengan Zinedine Zidane masih terasa terlalu dini dan kurang adil. Zidane bukan hanya soal prestasi, tetapi juga warisan, pengaruh, dan keabadian dalam sejarah sepak bola.
Mbappé masih punya jalan panjang untuk menulis kisahnya sendiri. Jika ia mampu menjaga konsistensi, berkembang secara menyeluruh, dan bersinar di momen-momen terbesar, bukan tidak mungkin suatu hari nanti namanya akan berdiri sejajar dengan para legenda—bukan sebagai tiruan Zidane, melainkan sebagai Mbappé yang otentik.
Baca Juga : Antoine Semenyo : Ditolak Arsenal dan Crystal Palace, Kini Bikin Man City-nya Guardiola Jatuh Cinta
