PSG Raih Treble Liga Champions

BOLAHITParis Saint-Germain (PSG) menulis sejarah baru dalam dunia sepak bola setelah menaklukkan Inter Milan dengan skor telak 5-0 di final Liga Champions musim 2024/2025. Kemenangan luar biasa ini tidak hanya mengantar klub asal Prancis itu meraih trofi Liga Champions pertama sejak era Qatar Sports Investments, tetapi juga memastikan treble winners—memenangkan Ligue 1, Coupe de France, dan Liga Champions dalam satu musim.

Final yang digelar di Allianz Arena, Munich, ini menjadi panggung sempurna bagi skuad asuhan Luis Enrique, yang tampil dominan sejak menit pertama hingga peluit akhir. Performa gemilang ini sekaligus membungkam para pengkritik yang selama bertahun-tahun menyebut PSG sebagai “klub instan” tanpa mental juara Eropa.

Penghancuran Total oleh Trio Maut PSG

Lini depan PSG tampil menggila dalam laga ini. Kylian Mbappé, di musim terakhirnya sebelum hengkang ke Real Madrid, tampil dengan determinasi luar biasa, mencetak hat-trick di laga final dan meraih penghargaan Man of the Match. Sementara dua gol lainnya disumbangkan oleh Ousmane Dembélé dan Vitinha.

Mbappé mencetak gol pertama pada menit ke-9 lewat serangan balik cepat. Tak butuh waktu lama, ia menggandakan keunggulan lewat tendangan keras di menit ke-24. Inter Milan tampak kewalahan menghadapi tekanan tinggi PSG dan tak mampu keluar dari tekanan di babak pertama.

Memasuki babak kedua, PSG tetap agresif. Gol ketiga lahir dari kaki Dembélé setelah kerja sama apik dengan Hakimi di sisi kanan. Gol keempat dan kelima datang berturut-turut dari Vitinha dan Mbappé—melengkapi malam sempurna Les Parisiens.

Dominasi Taktis Liga Champions Dari Luis Enrique

Luis Enrique, yang sempat diragukan saat ditunjuk menggantikan Christophe Galtier, membuktikan kualitasnya dengan membawa PSG menampilkan permainan kolektif yang seimbang antara serangan cepat dan penguasaan bola. Skema 4-3-3 miliknya berjalan nyaris sempurna, mematikan kreativitas lini tengah Inter yang biasanya menjadi kekuatan utama mereka.

Pengalaman Enrique di level tertinggi, termasuk saat membawa Barcelona meraih treble pada 2015, terbukti sangat berharga. Ia mampu mengontrol emosi pemain, menyusun rotasi yang efektif sepanjang musim, dan menjaga momentum tim di saat-saat krusial.

Kegagalan Inter Milan

Di sisi lain, kekalahan ini menjadi malam kelam bagi Simone Inzaghi dan skuat Inter Milan. Harapan meraih trofi Liga Champions kedua dalam dua dekade terakhir sirna begitu saja. Lautaro Martínez dan Marcus Thuram gagal menunjukkan performa terbaik, sementara lini belakang Inter yang biasanya kokoh, justru terlihat rapuh.

Banyak pihak menyebut Inter datang ke final dengan beban mental, terutama setelah perjuangan berat di semifinal. Mereka tak kuasa menghadapi tekanan tinggi dari PSG yang tampil lebih segar dan agresif.

PSG Pecahkan Kutukan Liga Champions

Selama lebih dari satu dekade, PSG dikenal sebagai tim bertabur bintang yang selalu gagal di saat menentukan di kompetisi Eropa. Namun musim ini, semuanya berubah. Tim tidak lagi bergantung hanya pada individualitas, tapi tampil sebagai unit kolektif yang solid. Pemain-pemain seperti Manuel Ugarte, Marquinhos, hingga Donnarumma tampil stabil sepanjang musim, memberi fondasi kuat bagi lini depan yang mematikan.

Treble ini menjadi pencapaian tertinggi klub dalam sejarah mereka, dan menjadi simbol bahwa PSG kini bukan hanya klub kaya—tetapi klub juara sejati.

Penutup: Era Baru Dimulai

Dengan kemenangan 5-0 atas Inter Milan dan status sebagai treble winners, PSG mengakhiri musim 2024/2025 dengan sempurna. Bagi para fans, ini adalah penghapus luka dan penantian panjang yang akhirnya terbayar.

Kini, pertanyaannya bukan lagi apakah PSG bisa juara Liga Champions, tapi apakah mereka mampu mempertahankannya dan memulai era dominasi Eropa?

Baca Juga : Cole Palmer Powerful of The Match Real Betis vs Chelsea