BOLAHIT – Juventus tengah mempersiapkan pendekatan taktis baru jelang laga krusial menghadapi AS Roma. Dalam sesi latihan terakhir, pelatih Juventus dikabarkan sedang menguji formasi alternatif yang menempatkan Weston McKennie dalam peran hybrid terinspirasi dari gaya bermain Simone Perrotta dan Radja Nainggolan. Langkah ini menunjukkan keseriusan Bianconeri dalam merespons kekuatan Roma yang dikenal solid di lini tengah dan berbahaya saat transisi.
Pertandingan kontra Roma selalu sarat intensitas dan detail kecil kerap menentukan hasil. Juventus pun tak ingin hanya mengandalkan skema lama, melainkan mencoba solusi yang memberi keseimbangan antara agresivitas dan kontrol.
Formasi Baru: Fleksibel dan Dinamis
Juventus diperkirakan akan meninggalkan pendekatan statis dan beralih ke formasi yang lebih fleksibel, seperti 3-5-2 atau 4-3-2-1 yang bisa berubah sesuai fase permainan. Dalam skema ini, Weston McKennie tidak hanya bertugas sebagai gelandang box-to-box biasa, tetapi diberi kebebasan bergerak vertikal menekan lawan, mengisi half-space, dan masuk ke kotak penalti saat momentum tepat.
Peran tersebut mengingatkan pada Simone Perrotta di era Roma awal 2000-an yang dikenal rajin menekan, cerdas mencari ruang, dan sering tiba di area berbahaya tanpa kehilangan disiplin. Di sisi lain, ada sentuhan Radja Nainggolan: agresivitas, duel fisik, dan tembakan jarak jauh yang mengancam.
Weston McKennie Sebagai Kunci Transisi
Weston McKennie dipilih bukan tanpa alasan. Statistik dan karakter permainannya menunjukkan kapasitas untuk menjalankan tugas ganda. Ia kuat dalam duel, cepat membaca momen, dan memiliki naluri untuk masuk ke kotak penalti. Dalam laga-laga besar, Juventus membutuhkan gelandang yang mampu memutus aliran bola Roma sekaligus menjadi ancaman saat menyerang balik.
Peran ini juga memungkinkan Juventus menutup ruang kreatif Roma di tengah khususnya ketika Roma mencoba membangun serangan dari area sentral. McKennie akan menjadi “pemutus” pertama, lalu segera berubah menjadi “pelari kedua” saat Juventus menguasai bola.
Menyeimbangkan Kreativitas dan Disiplin
Formasi baru ini dirancang untuk menyeimbangkan dua kebutuhan utama: kreativitas dan disiplin bertahan. Dengan Weston McKennie bergerak dinamis, Juventus dapat memberi ruang lebih bagi gelandang kreatif untuk mengatur tempo, sementara lini belakang tetap terlindungi.
Selain itu, skema ini membantu Juventus menghadapi Roma yang kerap berbahaya melalui kombinasi cepat di half-space. Dengan coverage ekstra dari Weston McKennie, fullback Juventus bisa lebih percaya diri naik membantu serangan tanpa meninggalkan celah besar di belakang.
Roma Jadi Ujian Ideal
AS Roma dikenal dengan permainan fisik dan transisi cepat. Mereka juga efektif memanfaatkan momen second ball dan situasi bola mati. Karena itu, Juventus membutuhkan intensitas tinggi sepanjang laga sesuatu yang sesuai dengan karakter Weston McKennie.
Jika peran ala Perrotta Nainggolan ini berjalan baik, Juventus bisa mendapatkan keuntungan signifikan dalam duel lini tengah, sekaligus menambah opsi serangan dari lini kedua. Namun, risiko tetap ada: peran hybrid menuntut konsentrasi dan stamina tinggi selama 90 menit.
Penyesuaian In-Game Jadi Kunci
Keberhasilan formasi baru ini juga bergantung pada penyesuaian in-game. Juventus harus cermat membaca momentum: kapan McKennie harus naik menekan, dan kapan ia harus bertahan menjaga struktur. Komunikasi antarlini akan sangat menentukan agar transisi tidak meninggalkan ruang yang bisa dimanfaatkan Roma.
Pelatih Juventus diperkirakan menyiapkan opsi perubahan cepat baik melalui pergantian pemain maupun pergeseran posisi jika Roma berhasil mematahkan pressing awal.
Kesimpulan
Dengan menyiapkan formasi baru dan menempatkan Weston McKennie dalam peran ala Perrotta dan Nainggolan, Juventus menunjukkan pendekatan yang pragmatis namun berani. Skema ini dirancang untuk menghadapi kekuatan Roma secara langsung: duel, intensitas, dan transisi.
Jika dieksekusi dengan disiplin dan timing yang tepat, peran hybrid McKennie bisa menjadi faktor pembeda. Laga melawan Roma pun berpotensi menjadi panggung pembuktian bahwa inovasi taktik Juventus siap memberi hasil nyata di momen besar.
Baca Juga : Marcus Rashford Menggila di Barcelona, Lebih Produktif Dari Semua Pemain Manchester United
