BOLAHIT – Final UEFA Conference League musim 2024/2025 menghadirkan cerita yang lebih dari sekadar laga penentu juara. Dua nama besar yang pernah mengenakan seragam Manchester United, Antony dan Jadon Sancho, kini saling berhadapan di atas panggung Eropa—membela dua klub berbeda, membawa misi pribadi, dan mempertaruhkan reputasi yang sempat tercoreng.
Antony, kini berseragam Olympique Marseille, dan Jadon Sancho, yang kembali bersinar bersama Borussia Dortmund, akan menjadi pusat perhatian dalam laga final yang digelar di Aviva Stadium, Dublin. Ini bukan sekadar duel sayap cepat—ini pertarungan harga diri, pembuktian, dan kebangkitan dua pemain yang sempat kehilangan arah.
Antony dan Jadon Sancho Dua Jalan, Satu Tujuan
Musim lalu, baik Antony maupun Jadon Sancho mengalami masa sulit di Manchester United. Kritik datang bertubi-tubi: performa inkonsisten, kontribusi minim, hingga persoalan di luar lapangan. Namun, keduanya memilih jalan berbeda untuk menyelamatkan karier mereka.
Jadon Sancho kembali dipinjamkan ke Borussia Dortmund, klub yang pernah membesarkan namanya. Di Bundesliga, ia langsung nyetel, bermain lepas, dan perlahan mengembalikan kepercayaan diri yang sempat hilang.
Sementara itu, Antony memilih hengkang ke Marseille, mencari tantangan baru di Ligue 1 dan panggung Eropa. Dengan suasana baru dan sistem permainan yang cocok, winger asal Brasil itu menemukan kembali bentuk terbaiknya.
Kini, mereka dipertemukan di final—bukan sebagai rekan setim, tapi lawan yang membawa beban dan ambisi masing-masing.
Statistik Musim 2024/2025
Antony (Marseille):
-
45 penampilan
-
14 gol
-
10 assist
-
Pemain terbaik semifinal vs Fiorentina
Jadon Sancho (Dortmund):
-
42 penampilan
-
12 gol
-
13 assist
-
Kontributor utama kemenangan atas Aston Villa di semifinal
Keduanya menjadi motor serangan utama tim masing-masing di kompetisi ini. Antony bermain lebih eksplosif, sering melakukan cut-in dari sisi kanan. Jadon Sancho tampil lebih kalem, dengan akurasi umpan dan visi bermain yang memanjakan striker.
Final Sarat Emosi
Laga ini bukan cuma soal trofi, tapi juga narasi pribadi. Bagi Antony, trofi ini bisa menghapus cap “flop” yang menempel sejak transfer mahalnya dari Ajax ke MU. Bagi Jadon Sancho, ini kesempatan membungkam kritik yang menyebutnya gagal beradaptasi di Inggris.
Keduanya punya motivasi ekstra untuk menang. Mereka tidak hanya ingin meraih gelar Eropa pertama dalam karier, tapi juga membuktikan kepada dunia—dan kepada Manchester United—bahwa mereka masih layak dipercaya di level tertinggi.
Duel Taktis Antony dan Jadon Sancho: Sayap Penentu
Pertarungan Antony vs Jadon Sancho bukan hanya duel individu, tapi juga bagian dari strategi besar kedua pelatih. Marseille diprediksi bermain menyerang dengan pressing tinggi, memanfaatkan kecepatan Antony. Sementara Dortmund cenderung bermain lebih sabar, mengandalkan transisi cepat dan eksploitasi ruang oleh Sancho.
Siapa pun yang lebih efektif, besar kemungkinan timnya akan keluar sebagai juara. Dalam laga besar seperti ini, satu momen dari pemain kunci bisa menjadi pembeda.
Penutup: Lebih Dari Sekadar Final
Antony dan Jadon Sancho sama-sama pernah dipuja, dijatuhkan, dan kini berdiri kembali di panggung besar. Laga final Conference League ini bukan hanya kesempatan merebut trofi, tapi juga simbol kebangkitan mereka.
Siapa pun yang menang, dunia akan mencatat bahwa di Dublin, dua pemain muda yang sempat diragukan akhirnya membungkam semua keraguan—dengan permainan, bukan kata-kata.
Baca Juga : Kylian Mbappe Raih Sepatu Emas Eropa Bersama Real Madrid