BOLAHIT – Manchester United kembali menelan hasil mengecewakan setelah kalah 1-2 dari West Ham United dalam lanjutan Premier League. Kekalahan ini bukan hanya menambah tekanan di tubuh Setan Merah, tetapi juga memunculkan sorotan tajam kepada pelatih Ruben Amorim yang dinilai membuat beberapa keputusan keliru sepanjang pertandingan.
Di laga yang berlangsung panas di London Stadium tersebut, West Ham tampil lebih terorganisir, lebih disiplin, dan lebih tajam dalam memanfaatkan peluang. Sementara itu, Manchester United terlihat kehilangan arah permainan, terutama di babak kedua ketika perubahan taktik yang diterapkan Amorim justru berbalik menjadi bumerang.
Start Baik, Tapi Tanpa Penyelesaian
Manchester United sebenarnya memulai pertandingan dengan cukup baik. Mereka menguasai bola, menekan tinggi, dan memaksa West Ham bermain lebih dalam. Duo Bruno Fernandes dan Kobbie Mainoo mengalirkan bola dengan cukup rapi di lini tengah. Namun, masalah klasik MU kembali muncul: penyelesaian akhir yang buruk.
Rasmus Højlund mendapatkan peluang emas, tetapi keduanya gagal mengonversi menjadi gol. West Ham memanfaatkan kegagalan ini dan mulai mengambil alih momentum.
Keputusan Amorim Yang Dinilai Keliru
Poin terbesar kritik muncul pada babak kedua ketika Ruben Amorim membuat keputusan taktis yang dianggap tidak tepat. Beberapa di antaranya adalah:
1. Menarik Bruno Fernandes Terlalu Cepat
Kapten Manchester United itu sebenarnya tampil cukup baik dan menjadi penghubung utama serangan. Namun Amorim menggantinya dengan Mason Mount pada menit ke-60. Pergantian ini membuat kreativitas MU hilang dan alur serangan jadi tumpul.
2. Mengubah Formasi Saat Pertandingan Belum Stabil
Amorim mengubah formasi dari 4-3-3 ke 3-4-3 setelah tertinggal 0-1. Bukannya memberi efek positif, perubahan ini memberi ruang lebih besar bagi West Ham untuk menyerang sisi sayap.
3. Terlalu Mengandalkan Garis Pertahanan Tinggi
Gaya Amorim yang biasa menggunakan garis pertahanan tinggi tidak berjalan baik melawan West Ham yang memiliki pemain cepat seperti Bowen dan Kudus. MU berkali-kali kecolongan serangan balik.
West Ham Manfaatkan Kekacauan MU
West Ham tampil disiplin dan memanfaatkan setiap kesalahan Manchester United. Gol pertama lahir dari skema serangan balik cepat yang diakhiri oleh Jarrod Bowen, memanfaatkan ruang kosong di belakang bek MU.
Gol kedua yang dicetak Mohammed Kudus menjadi bukti betapa rapuhnya koordinasi lini belakang MU ketika formasi baru Amorim gagal diimplementasikan dengan baik. Kudus melewati dua pemain sekaligus sebelum menembak ke gawang Onana.
MU mencoba bangkit lewat gol Højlund di menit akhir, tetapi waktu tidak cukup untuk mengejar ketertinggalan.
Pemain MU Tunjukkan Frustrasi
Seusai pertandingan, sejumlah pemain MU tampak kecewa dan frustasi. Rashford terlihat menggelengkan kepala ketika keluar lapangan, sementara sebagian fans mulai menyuarakan ketidakpuasan terhadap keputusan taktis Ruben Amorim.
Analis Inggris juga ikut mengomentari kekalahan ini:
“Amorim mencoba terlalu banyak ide dalam satu pertandingan. MU tidak butuh eksperimen, mereka butuh stabilitas,” ujar salah satu pundit Sky Sports.
Amorim Akui Kesalahan
Dalam konferensi pers, Ruben Amorim mengakui bahwa dirinya membuat beberapa keputusan yang tidak berjalan sesuai rencana.
“Saya mengambil risiko dengan perubahan formasi, dan itu tidak berhasil. Saya bertanggung jawab,” katanya.
Meski demikian, ia tetap yakin proses adaptasi akan membuat MU lebih baik di masa mendatang.
Kekalahan dari West Ham ini menjadi alarm keras bagi Manchester United. Bukan hanya soal hasil, tetapi juga terkait arah taktik dan identitas permainan tim. Keputusan Ruben Amorim terbukti kurang tepat dan justru membuat MU kehilangan kontrol pertandingan.
Jika Amorim tidak segera menemukan formula yang stabil, tekanan dari fans dan manajemen bisa semakin besar. MU membutuhkan konsistensi, bukan eksperimen yang mengacaukan ritme permainan.
Kekalahan ini jelas pahit, tetapi juga bisa menjadi pelajaran penting agar Manchester United kembali ke jalur kemenangan.
Baca Juga : Powerful of the Match Bilbao vs Madrid: Kylian Mbappé
