BOLAHIT – Hasil mengecewakan didapat Real Madrid saat bertandang ke markas Rayo Vallecano dalam lanjutan La Liga 2025. Pertandingan yang diharapkan menjadi ajang kebangkitan justru berakhir dengan skor imbang 1-1, membuat publik Santiago Bernabéu kecewa.
Pelatih Xabi Alonso, yang baru ditunjuk menggantikan Carlo Ancelotti awal musim ini, langsung menjadi sorotan tajam usai laga. Banyak pihak menilai mantan gelandang legendaris Los Blancos itu belum mampu menunjukkan konsistensi dan efektivitas strategi yang diharapkan dari seorang pelatih Real Madrid.
Pertandingan Yang Berjalan di Bawah Ekspektasi
Real Madrid sejatinya tampil dominan di sepanjang pertandingan. Sejak menit awal, mereka menguasai bola lebih dari 65% dan menciptakan sejumlah peluang berbahaya. Namun, penyelesaian akhir yang buruk membuat dominasi tersebut tak berbuah kemenangan.
Gol pembuka datang dari Vinícius Júnior di menit ke-28 setelah memanfaatkan umpan terobosan Jude Bellingham. Namun keunggulan itu tidak bertahan lama. Rayo Vallecano berhasil menyamakan kedudukan lewat gol Raúl de Tomás di menit ke-54 setelah memanfaatkan kesalahan koordinasi antara Antonio Rüdiger dan Éder Militão.
Meski Madrid terus menekan hingga peluit panjang, skor tetap 1-1. Para pendukung yang memadati stadion terlihat kecewa karena tim kesayangannya gagal meraih tiga poin penuh melawan lawan yang di atas kertas jauh lebih lemah.
Kritik Mengalir Untuk Xabi Alonso
Setelah pertandingan, media Spanyol ramai-ramai menyoroti strategi Xabi Alonso. Pelatih berusia 43 tahun itu dianggap terlalu konservatif dalam mengatur permainan, terutama setelah Madrid unggul.
Beberapa pengamat menilai Alonso seharusnya melakukan perubahan lebih cepat ketika Rayo Vallecano mulai menekan di babak kedua. Pergantian pemain baru dilakukan di menit ke-80, saat situasi sudah terlalu terlambat untuk membalikkan keadaan.
“Real Madrid terlihat kehabisan ide setelah gol penyama Rayo Vallecano. Alonso terlalu pasif dalam merespons taktik lawan,” tulis Marca dalam ulasannya.
Kritik juga datang dari mantan pemain Madrid, Guti, yang menilai bahwa tim kehilangan karakter menyerang khas mereka.
“Madrid seharusnya membunuh pertandingan ketika unggul. Tapi mereka malah bermain aman. Ini bukan DNA Real Madrid,” ujar Guti dalam program El Chiringuito.
Xabi Alonso Tetap Tenang dan Ambil Tanggung Jawab
Menanggapi kritik yang datang, Xabi Alonso tetap bersikap tenang. Dalam konferensi pers usai pertandingan, ia menegaskan bahwa hasil imbang bukan sepenuhnya kesalahan pemain dan ia siap menanggung tanggung jawab penuh.
“Kami mendominasi permainan tapi tidak cukup tajam di depan gawang. Itu kesalahan saya sebagai pelatih. Saya harus menemukan cara agar tim ini bisa lebih efisien,” ujar Alonso.
Ia juga memuji semangat juang para pemainnya, meski mengakui ada banyak hal yang harus diperbaiki, terutama dalam penyelesaian akhir dan transisi bertahan.
“Kami menciptakan banyak peluang, tapi tidak bisa memanfaatkannya. Rayo Vallecano bermain sangat disiplin, dan kami harus belajar dari ini,” tambahnya.
Dukungan Dari Pemain dan Manajemen
Meski mendapat kritik, para pemain senior Real Madrid masih menunjukkan dukungan penuh terhadap pelatih mereka. Toni Kroos menyebut Alonso sebagai sosok yang memiliki visi jelas dan meminta waktu agar sistemnya bisa berjalan sempurna.
“Kami percaya pada pelatih. Ini hanya soal waktu dan detail kecil. Kami harus lebih fokus dan tidak boleh kehilangan kepercayaan diri,” kata Kroos.
Sementara dari pihak manajemen, Presiden klub Florentino Pérez dikabarkan masih memberikan kepercayaan penuh kepada Alonso. Ia menilai proyek jangka panjang ini tidak boleh diukur hanya dari hasil satu pertandingan.
Tekanan Mulai Meningkat
Namun, tekanan jelas semakin besar bagi Alonso. Hasil imbang ini membuat Real Madrid tertahan di posisi kedua klasemen sementara La Liga dengan 52 poin, terpaut dua angka dari pemuncak klasemen Barcelona.
Media Spanyol menilai dua laga berikutnya melawan Sevilla dan Real Betis akan menjadi ujian penting bagi Alonso. Jika gagal meraih kemenangan, posisinya bisa mulai dipertanyakan oleh para suporter.
“Di Real Madrid, hasil adalah segalanya. Tidak peduli seberapa indah permainanmu, fans ingin kemenangan,” tulis kolumnis AS.
Baca Juga : Marcus Rashford Tampil Gemilang, Hansi Flick Merasa Terbantu
