BOLAHIT – Roy Keane dikenal blak-blakan. Mantan kapten Manchester United ini jarang memberi pujian tanpa alasan kuat. Karena itu, ketika Keane menyebut Arsenal sebagai salah satu kandidat paling serius juara Liga Inggris, banyak yang menoleh. Bukan hanya karena rivalitas historis MU–Arsenal, tetapi karena Keane menilai berdasarkan standar tinggi: fisik, mental, konsistensi, dan detail taktikal. Menurutnya, musim ini The Gunners punya bahan yang cukup untuk mencapai puncak—asal tidak terpeleset di momen krusial.
Struktur Tim Yang Matang
Keane menyoroti struktur permainan Arsenal. Di bawah Mikel Arteta, mereka tampil dengan identitas jelas: pressing rapi, sirkulasi bola cepat, dan transisi yang terukur. Di belakang, duet bek tengah yang agresif dan bek sayap yang fleksibel memberi stabilitas. Thomas Partey/Jorginho sebagai jangkar, bersama Declan Rice yang dinamis, menciptakan kontrol area tengah. Keane menilai kontrol inilah yang menjadi syarat utama calon juara: mampu mendikte tempo, menekan saat perlu, dan menutup ruang ketika lawan bangun serangan.
Daya Ledak Lini Depan
Arsenal juga punya variasi serangan. Bukayo Saka memberi ancaman dari sisi kanan dengan kombinasi dribel dan umpan tarik yang konsisten. Gabriel Martinelli menambah dimensi vertikal di kiri, sementara Gabriel Jesus atau penyerang tengah lain bergerak luwes membuka ruang untuk gelandang menyerang. Keane menggarisbawahi pentingnya kontribusi gol yang tersebar: bukan hanya mengandalkan satu striker, tetapi lima sampai enam pemain berpotensi mencetak gol setiap pekan. Pola ini membuat Arsenal lebih sulit diprediksi dan tidak runtuh ketika satu pemain absen.
Mentalitas Laga Besar
Satu hal yang sering jadi ukuran Keane adalah mentalitas pada “big games”. Arsenal beberapa kali menunjukkan kematangan: berani memegang bola di markas lawan, tenang saat menang tipis, dan tidak panik ketika tertinggal. Keane mengingatkan, tim yang mengejar gelar harus mengumpulkan poin maksimal dari tim menengah ke bawah dan meminimalkan kesalahan di partai enam angka. Arsenal terlihat semakin klinis dalam mengunci kemenangan 1-0 atau 2-1—jenis kemenangan yang dulu sering lolos dari tangan mereka.
Peran Mikel Arteta
Keane juga memuji manajemen Arteta: rotasi yang lebih berani, pengelolaan menit bermain, dan kejelasan peran. Pelatih muda ini menjaga standar tinggi di latihan, menuntut agresivitas tanpa bola, sekaligus memberikan kebebasan kreatif pada pemain kunci. Arteta, kata Keane, sudah melewati fase “membangun” dan kini memasuki fase “memanen”—masa ketika detail kecil menentukan trofi.
Hal Yang M
asih Perlu Dibuktikan
Meski mengakui peluang, Keane tidak menutup mata pada tantangan. Pertama, konsistensi saat jadwal padat. Liga Inggris kejam pada bulan-bulan tertentu, apalagi bila digandeng Liga Champions dan piala domestik. Kedalaman skuad harus benar-benar terbukti—bukan hanya jumlah, tapi kualitas pengganti. Kedua, set-piece. Arsenal sudah berbahaya dalam situasi bola mati, namun Keane menilai angka kebobolan dari bola kedua masih bisa ditekan. Ketiga, ketenangan di 10 laga terakhir. Inilah fase ketika tekanan publik, media, dan jarak poin mulai membebani kepala.
Pesaing utama
Keane tetap menyebut Manchester City sebagai tolak ukur. Pengalaman, kedalaman skuad, dan mesin poin mereka sulit ditandingi. Namun ia menilai Arsenal paling mendekati level City dibanding rival lain. Liverpool/klub pesaing lain bisa mengganggu, tetapi jika Arsenal menjaga ritme dan menghindari badai cedera, peluangnya terbuka lebar.
Pesan Keane Untuk Ruang Ganti
Keane menutup dengan pesan sederhana—dan sangat Keane: “Jangan baca pujian, fokus pada pertandingan berikutnya.” Untuk Arsenal, artinya: ambil tiga poin, ulangi, dan biarkan klasemen berbicara. Tidak perlu drama, tidak perlu slogan besar. Hanya profesionalisme pekan demi pekan.
Kesimpulan
Pengakuan Roy Keane bukan sekadar sanjungan lewat. Ini validasi terhadap proses Arsenal dalam dua musim terakhir. Dengan struktur permainan solid, daya ledak yang merata, mentalitas yang menguat, dan manajer yang teguh pada prinsip, Arsenal memang berpeluang menjuarai Liga Inggris. Jalan masih panjang, pesaing tak akan memberi ampun, tetapi untuk pertama kalinya dalam beberapa tahun, bahkan seorang Roy Keane menilai: The Gunners benar-benar siap bertarung sampai garis akhir.
Baca Juga : Hansi Flick Memberikan Pendapat Tentang Real Madrid Untuk Ballon d’Or