BOLAHIT – Luis Enrique Depak Donnarumma dari Tim Inti PSG: Alasan, Dampak, dan Penggantinya
Keputusan mengejutkan datang dari markas Paris Saint-Germain (PSG) jelang dimulainya musim 2025/26. Pelatih kepala Luis Enrique resmi mengeluarkan kiper utama Gianluigi Donnarumma dari tim inti. Keputusan ini sontak memicu perdebatan luas di kalangan suporter, pengamat sepak bola, dan media, mengingat Donnarumma sebelumnya dianggap sebagai salah satu pilar penting dalam skuat Les Parisiens.
Keputusan Yang Kontroversial
Pada 12 Agustus 2025, Luis Enrique mengumumkan bahwa Donnarumma tidak lagi masuk dalam rencana utamanya. Kiper asal Italia itu bahkan dicoret dari daftar pemain untuk laga Piala Super Eropa melawan Tottenham Hotspur. Enrique menegaskan, langkah ini murni berdasarkan pertimbangan teknis.
“Donnarumma adalah salah satu kiper terbaik di dunia, tetapi dia bukan profil kiper yang saya butuhkan untuk gaya bermain tim ini,” ujar Enrique, dikutip dari Cadena SER. Ia menambahkan bahwa filosofi permainan PSG saat ini mengedepankan penguasaan bola, distribusi dari belakang, dan keberanian bermain di bawah tekanan—atribut yang menurutnya lebih cocok dipegang oleh kiper dengan gaya berbeda.
Respon Donnarumma
Donnarumma, yang bergabung dengan PSG pada musim panas 2021 setelah membawa Italia juara Euro 2020, mengaku kecewa. Dalam wawancara singkat yang dilaporkan Reuters, ia menegaskan bahwa kepergiannya bukan keputusan pribadi.
“Saya bangga dengan apa yang sudah saya capai di PSG, tapi ini bukan pilihan saya. Saya ingin setidaknya mengucapkan selamat tinggal kepada para fans di Parc des Princes,” kata Donnarumma.
Pernyataan ini memunculkan simpati dari banyak pendukung, yang merasa keputusan tersebut terlalu mendadak.
Dampak di Ruang Ganti
Kapten PSG, Marquinhos, mengakui bahwa ini adalah momen sulit bagi tim. “Gigi adalah teman dan rekan setim yang luar biasa. Kami semua berterima kasih atas kontribusinya. Jika suatu hari ia kembali, pintu selalu terbuka,” ucapnya.
Meski begitu, sebagian pemain memahami alasan taktis Enrique. Filosofi bermain dari belakang memang membutuhkan kiper yang nyaman menguasai bola dengan kaki dan bisa cepat mengambil keputusan di bawah tekanan pressing lawan.
Masa Depan Donnarumma
Kabar mengenai masa depan Donnarumma langsung beredar. Sejumlah klub papan atas Eropa disebut tertarik, terutama dari Premier League. The Guardian melaporkan bahwa Manchester City, Manchester United, dan Chelsea masuk dalam daftar klub yang memantau situasi ini.
Donnarumma dianggap sebagai opsi ideal untuk memperkuat posisi penjaga gawang di tim-tim tersebut, mengingat usianya yang masih 26 tahun—masa emas bagi seorang kiper.
Pengganti: Lucas Chevalier
Untuk mengisi posisi yang ditinggalkan Donnarumma, PSG bergerak cepat mendatangkan Lucas Chevalier dari Lille. Kiper berusia 23 tahun ini dikenal memiliki kemampuan distribusi bola yang baik dan ketenangan saat menghadapi tekanan—dua atribut yang sesuai dengan filosofi Enrique.
Debut Chevalier langsung terjadi pada laga Piala Super Eropa melawan Tottenham. Dalam pertandingan tersebut, ia tampil impresif dan menjadi pahlawan dalam adu penalti, membawa PSG menang 4–3. Enrique memuji performa anak asuh barunya itu:
“Lucas menunjukkan mentalitas yang luar biasa. Dia bermain dengan percaya diri, bahkan di pertandingan debut yang penuh tekanan.”
Filosofi Enrique dan Perubahan Skuad
Langkah Enrique bukan hanya soal mengganti kiper. Ini adalah bagian dari proyek jangka panjang yang bertujuan membentuk PSG menjadi tim yang lebih konsisten di Eropa. Ia ingin semua pemain, termasuk penjaga gawang, berperan aktif dalam membangun serangan dari lini belakang.
Keputusan ini mengingatkan publik pada keberanian Pep Guardiola ketika mengubah skema kiper di Manchester City—mencoret Joe Hart demi mendapatkan Ederson yang lebih sesuai dengan gaya mainnya. Perubahan seperti ini sering kali menuai kontroversi di awal, namun bisa membuahkan hasil positif jika dijalankan dengan konsisten.
Reaksi Publik dan Media
Media Prancis terbelah dalam menanggapi keputusan ini. Sebagian menilai Enrique terlalu ekstrem, mengorbankan salah satu kiper terbaik dunia demi filosofi permainan yang belum tentu langsung membuahkan hasil. Sebagian lainnya memuji ketegasan sang pelatih untuk menjalankan visinya tanpa kompromi.
Di media sosial, tagar #MerciGigi sempat menjadi trending di Prancis sebagai bentuk dukungan fans kepada Donnarumma. Namun, ada juga yang antusias melihat era baru PSG di bawah Chevalier.
Kesimpulan
Keputusan Luis Enrique untuk mengeluarkan Donnarumma dari tim inti PSG adalah langkah berani yang memadukan pertimbangan taktis, filosofi bermain, dan visi jangka panjang. Dampaknya terasa luas—dari dinamika ruang ganti hingga bursa transfer internasional.
Apakah langkah ini akan membawa PSG menuju kesuksesan Eropa atau justru menjadi bumerang, hanya waktu yang akan menjawab. Yang jelas, Enrique telah menunjukkan bahwa tidak ada nama besar yang aman ketika filosofi tim menjadi prioritas utama.
Baca Juga : PSG Juara UEFA Super Cup 2025 Dengan 5 Pemain Andalan