BOLAHIT – Xabi Alonso, yang dikenal sebagai gelandang legendaris dengan teknik luar biasa dan visi permainan yang tajam, kini mengarahkan kepemimpinannya sebagai pelatih. Setelah mengakhiri karier gemilangnya sebagai pemain, Alonso memulai petualangan sebagai pelatih dengan pendekatan yang penuh filosofi dan kedalaman. Salah satu filosofi kepelatihan yang sangat menarik adalah pandangannya tentang peran striker dalam timnya, yang tidak hanya bertanggung jawab untuk mencetak gol, tetapi juga harus mampu bertahan.
Didikan Xabi Alonso terhadap para pemainnya di Bayern Leverkusen, tim yang kini ia latih, telah menunjukkan perubahan signifikan dalam cara pandang terhadap striker. Sebagai pelatih, Alonso memiliki keyakinan bahwa pemain depan yang baik tidak hanya mengandalkan keterampilan menyerang, tetapi juga harus dapat terlibat dalam aspek bertahan, baik secara individu maupun kolektif.
Xabi Alonso: Mengapa Striker Harus Bertahan?
Secara tradisional, striker lebih dikenal sebagai pencetak gol, orang yang bertugas untuk menjebol gawang lawan. Namun, Xabi Alonso memiliki pandangan yang lebih luas mengenai peran pemain depan. Dalam wawancara sebelumnya, Alonso menjelaskan bahwa dalam sistem permainan modern, setiap pemain harus memiliki kontribusi defensif, tak terkecuali para striker.
Dalam filosofi sepak bola modern, penguasaan bola bukan hanya tentang serangan, tetapi juga bagaimana menekan lawan ketika mereka menguasai bola. Oleh karena itu, seorang striker yang hanya fokus mencetak gol akan kekurangan peran dalam transisi pertahanan dan penyerangan tim.
Striker yang dapat bertahan memberikan dua keuntungan utama. Pertama, mereka membantu tim dalam fase transisi dengan memberikan tekanan pada bek-bek lawan, sehingga mencegah penguasaan bola yang nyaman bagi lawan.
Membangun Karakter Striker Yang Tangguh
Xabi Alonso percaya bahwa tugas seorang striker bukan hanya menjadi pemain yang berdiri di depan gawang, menunggu umpan, dan mencetak gol. Dia mengajarkan pemain depan untuk lebih agresif dalam menekan pertahanan lawan, sehingga memberi ruang bagi tim untuk berkembang. Di bawah kepelatihan Alonso, para striker di Bayer Leverkusen dituntut untuk memiliki stamina dan mentalitas yang kuat dalam bertahan.
“Seorang striker harus bekerja keras di lapangan, tidak hanya berfokus pada gol,” kata Alonso. “Saya ingin para pemain depan saya menjadi bagian dari keseluruhan tim, dengan peran yang lebih besar dalam membantu pertahanan. Mereka harus menjadi garis pertama dalam menekan lawan.”
Hal ini menjadi sangat krusial dalam membentuk tim yang bisa mengontrol tempo permainan dengan baik. Pemain depan yang terlibat dalam bertahan akan mengurangi beban pada lini pertahanan dan memberi tekanan pada pemain lawan sejak awal.
Contoh Striker Yang Berhasil Di bawah Didikan Xabi Alonso
Di Bayer Leverkusen, Alonso telah bekerja dengan beberapa striker berbakat, salah satunya adalah Patrik Schick, penyerang internasional Republik Ceko. Schick, yang dikenal dengan kemampuan finishingnya, mulai menunjukkan peningkatan dalam peran defensifnya. Keberhasilan ini semakin membuktikan filosofi Alonso yang menekankan pentingnya peran defensif seorang striker.
Mereka tidak hanya bertahan untuk mempertahankan gol yang sudah dicetak, tetapi juga mengatur tempo permainan dengan menekan sejak awal. Teknik pressing ini adalah fondasi yang ditanamkan Alonso kepada timnya.
Dampak Positif Bagi Tim
Melibatkan striker dalam tugas bertahan membawa manfaat besar bagi tim secara keseluruhan. Dalam gaya bermain Alonso yang sangat menekankan kolektivitas, tim bekerja sebagai satu kesatuan untuk memenangkan bola kembali secepat mungkin setelah kehilangan penguasaan.
Sebagai pelatih, Alonso sukses menanamkan filosofi bahwa sepak bola adalah permainan kolektif, di mana setiap pemain, termasuk striker, memiliki tanggung jawab dalam setiap fase permainan. Hal ini menjadikan Bayer Leverkusen lebih kompetitif, tidak hanya dalam hal penyerangan, tetapi juga dalam pertahanan.
Kesimpulan
Bagi Alonso, seorang striker yang bertahan adalah pemain yang lebih lengkap, yang bisa memberikan kontribusi lebih banyak bagi tim. Filosofi ini sepertinya akan terus berkembang dan mempengaruhi banyak tim di dunia sepak bola, yang semakin mengutamakan sepak bola kolektif dan pressing tinggi.
Baca Juga : Man Ud Tolak Barter Alejandro Garnacho Dengan Christopher Nkunku